25.11.07

Demam Typhoid

DEFINISI

Demam typhoid adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini memiliki ciri khas sebagai berikut; demam, sakit perut, tidak nafsu makan, konstipasi (sembelit) atau diare ringan, dan delirium (mengigau). Penyakit ini dapat menyerang anak-anak, remaja, dan dewasa.

PENYEBAB

Bakteri Salmonella typhi



Bakteri S. Typhi ditemukan dalam tinja, air kemih dan darah penderita. Penyebaran bakteri ke dalam makanan dan minuman dapat terjadi akibat pencucian tangan yang kurang bersih setelah buang air besar maupun setelah berkemih. Lalat dapat menyebarkan bakteri secara langsung dari tinja ke makanan.

Bakteri masuk kedalam saluran pencernaan dan menyebabkan peradangan pada usus halus dan usus besar. Hal ini bisa menyebabkan bakteri masuk ke dalam peredaran darah. Pada kasus yang parah (severe), dapat mengalami perforasi (perlubangan) pada usus.

Sekitar 3% penderita demam typhoid tidak mendapat pengobatan yang cukup, di dalam tinjanya akan di temukan bakteri S. Typhi selama lebih dari 1 tahun. Beberapa dari pembawa bakteri ini tidak menunjukkan gejala-gejala.

GEJALA

Biasanya gejala mulai timbul secara bertahap dalam waktu 8-14 hari setelah terinfeksi.

  • Gejala dapat berupa demam, sakit perut, sakit kepala, sakit tenggorokkan, nyeri sendi, sembelit atau diare, serta penurunan nafsu makan. Kadang penderita merasakan nyeri saat berkemih, batuk, serta perdarahan dari hidung.
  • Jika pengobatan tidak diberikan, maka suhu tubuh secara perlahan akan meningkat dalam waktu 2-3 hari yaitu mencapai 39 - 40 derajat celsius selama 10-14 hari. Pola demam pada demam typhoid secara alamiah (tanpa diobati) sangat khas, yaitu menyerupai anak tangga (step ladder, suhu badan meningkat pada sore dan malam hari dan turun (tidak mencapai normal) pada pagi hari. Panas mulai turun secara bertahap pada akhir minggu ke-3 dankembali normal pada minggu ke-4.
  • Gejala demam typhoid lain yang khas yaitu bradikardi relatif; kenaikan suhu tubuh tidak diikuti kenaikan denyut nadi yang sepadan (pada keadaan normal kenaikan 1 derajat celcius biasanya diikuti kenaikan denyut nadi 10-15 kali permenit). Namun adanya bradikardi relatif tidak menyingkirkan kemungkinan penyakit lain.
  • Pada kasus yang berat, dimana sudah terjadi gangguan pada sistem saraf pusat dapat timbul gejala-gelaja delirium (mengigau), stupor, dan koma.
  • Pembesaran kelenjar getah bening leher (cevical adenopati) dan pembesaran hati dan limpa (hepatosplenomegali) juga sering terjadi.
  • Pada 10% pasien yang menderita penyakit ini akan timbul sekelompok bintik-bintik kecil berwarna merah (rose spot) di dada dan perut pada minggu ke-2 dan berlangsung selama 2-5 hari.
  • Keterlibatan mata sangat jarang terjadi dan biasanya berhubungan dengan kelainan sistemik. Kelainan pada mata yang mungkin terjadi yaitu: abses kelopak mata, ulkus kornea, uveitis, perdarahan vitreus, perdarahan retina atau ablasi retina, neuritis optik, paralisis otot bola mata, trombosis dan perdarahan orbita (rongga mata).

KOMPLIKASI

Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan sempurna, sebagian akan dorman, dan sebagian bisa terjadi komplikasi yang dapat membahayakan nyawa, terutama pada penderita yang tidak mendapat pengobatan atau jika pengobatan yang diberikan tidak adekuat. Komplikasi yang dapat timbul antara lain:
  • Perdarahan usus, sekitar 2% penderita demam typhoid mengalaminya. Hal ini terjadi karena bakteri berusaha masuk ke dalam dinding usus, sehingga terjadi reaksi radang dan pembuluh darah usus menjadi rapuh dan mudah terjadi pendarahan. Oleh karena itu pada pasien demam typhoid tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan kerja saluran pencernaan seperti makanan yang keras dan tinggi serat.
  • Perforasi usus, terjadi pada 1-2% penderita. Menyebabkan nyeri perut yang luar biasa karena isi usus menyebabkan peradangan pada rongga perut (peritonitis).
  • Infeksi tulang (osteomyelitis), infeksi katup jantung (endokarditis), infeksi selaput otak (meningitis), infeksi ginjal dan saluran kemih-kelamin, serta infeksi hati. Hal ini terjadi karena terjadi bakterimia (bakteri masuk dalam peredaran darah) dan akan menginfeksi organ di luar usus, dalam hal ini kandung kemih dan hati.
DIAGNOSIS

  • Diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan atau gejala-gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
  • Untuk memperkuat diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa biakan darah, tinja, air kemih serta cairan empedu guna menemukan bakteri penyebab.
  • Widal test sudah jarang digunakan karena rendahnya spesifisitas dan sensitifitas. Hasil widal test dapat dijadikan pertimbangan jika terjadi peningkatan titer antibodi sebesar 4 kali lipat.
  • Test fungsi hati mungkin dapat menunjukkan peningkatan.
  • Fungsi ginjal mungkin dapat terganggu, namun tidak pernah dilaporkan terjadinya gagal ginjal kronik pasca infeksi salmonella.
  • Pada kasus dimana terjadi perforasi usus akan tampak gabaran udara bebas mengisi rongga perut.
  • Biopsi sumsum tulang dapat memberikan keakuratan diagnosis sebesar 90%. Namun prosedur ini jarang dulakukan.

PENGOBATAN

Dengan pengobatan yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan.

  • Bed rest total.
  • Sampai saat ini pilihan obat (Drug of Choice) untuk demam tyhoid di Indonesia adalah antibiotik Kloramfenikol. Namun Kloramfenikol memikili beberapa kelemahan yaitu tingginya angka resistensi bakteri, tingginya angka kekambuhan, serta efek samping berupa depresi sumsum tulang sehingga dapat menyebabkan anemia aplastik. Pilihan obat lain yaitu; ciprofloxacyn, ceftriaxon, azytromycin.
  • DOC untuk anak-anak dan wanita hamil yaitu parenteral ceftriaxon.
  • Pemberian parenteral kortikosteroid mungkin berguna pada pasien dengan gangguan status mental.
  • Demam dapat diturunkan dengan pemberian antipiretik (penurun demam).
  • Pemberian makanan melalui infus sampai penderita dapat mencerna makanan. Makan dimulai dalam porsi kecil dan halus.
  • Jika terjadi perforasi usus, diberikan antibiotik berspektrum luas (karena berbagai jenis bakteri akan masuk ke dalam rongga perut) dan mungkin diperlukan tindakan pembedahan untuk mengangkat bagian usus yang mengalami perforasi.

PENCEGAHAN


Pencegahan utama dalam penyebaran penyakit ini yaitu dengan meningkatkan higiene sanitasi makanan dan lingkungan seperti membiasakan cuci tangan dengan bersih setelah BAB dan sebelum makan.

Vaksin tyfus per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%. Vaksin ini hanya diberika kepada orang-orang yang telah terpapar bakteri
Salmonella dan orang-orang yang memiliki risiko tinggi terkena seperti petugas laboratorium dan para pelancong.

Sumber:
- http://www.emedicine.com/oph/topic686.htm
- www.wikipedia.com
- Informasi penyakit RSU Banyumas